Jumat, 24 Desember 2010

berdirinya j-rock band

Buat para j-rockstar di manapun kalian berada
ada bocoran single terbaru dari band j-rocks.
mereka akan meng aransemen ulang lagu yang berjudul "madu dan racun".
lagu ini pertama kali dipopulerkan oleh "Arie Wibowo" pada tahun 1985. .
 J-Rocks Star berdiri tahun 2003 dengan penggawa :
Iman Taufik Rachman (vokal dan gitar)
Sony Ismail Robbayani (gitar)
Swara Wimayoga (bass)
dan Anton Rudi Kelces (drum)

J-Rocks adalah band yang berdiri pada tahun 2003 dengan personil Iman (vokal, gitar), Sony (gitar), Wima (bas), dan Anton (drum). Aliran band mereka adalah Japanese pop/rock. Album perdana mereka, Topeng Sahabat dirilis pada tahun 2005 dan mengisi dua lagu di album OST Dealova yaitu "Into the Silent" dan "Serba Salah". Saat ini mereka dinaungi oleh label Aquarius Musikindo. Pencinta J-Rocks biasa disebut J-Rockstars
Banyak fans fanatik band Jepang L'Arc~en~Ciel di Indonesia yang menuding bahwa dalam membuat lagunya, J-rocks meniru lagu-lagu L'Arc~en~Ciel. Sangat wajar bila beberapa lagu J-rocks mirip dengan lagu-lagu Laruku karena J-rocks memang terinspirasi oleh band yang satu ini. Dan juga J-Rocks terinspirasi oleh Muse
Pada album keduanya, Spirit, J-Rocks memasukkan bermacam-macam beat dan aliran musik seperti Rock 'n Roll (Juwita Hati), Waltz/ Victorian (Tersesal), Blues, Classic, dan masih banyak lagi. Di album kedua ini, J-Rocks juga menampilkan Prisa.

J-Rocks
Nama J-rocks sempat menjadi kontroversi di kalangan pecinta musik jepang di indonesia. Nama ini seakan mewakili genre Japanese Rock. Inspirasi nama J-ROCKSTARS adalah dari sebuah stiker bertuliskan ROCKSTAR, dengan harapan suatu saat akan menjadi Rockstar. Dan ditambahkan huruf J di depannya untuk mewakili band itu sendiri dengan alasan J bisa berarti Jepang karena awalnya mereka memainkan J-Music, Jakarta karena mereka berasal dari Jakarta, Jujur dalam bermusik dalam artian memainkan apa yang bener-bener mereka suka dan ingin memainkan musik yang ber-soul (jiwa). Dan akhirnya karena permasalahan pengucapan akhirnya nama J-ROCKSTARS disingkat menjadi J-ROCKS. Nama J-ROCKSTARS sendiri akhirnya menjadi nama fans J-ROCKS
Awal 2004 JRS (singkatan dari J-ROCKSTARS) mengikuti festival musik Nescafe Get Started 2004 yang disponsori oleh Nescafe, Trans TV dan Aquarius Musikindo. Mereka berhasil menjuarai festival tersebut dan berkesempatan membuat album kompilasi Nescafe Get Started yang merupakan awal bentuk kerjasama mereka dengan Aquarius Musikindo. Dan akhirnya pertengahan 2005 mereka berhasil meluncurkan album perdana nya yang bertajuk "Topeng Sahabat" dengan label Aquarius
Band ini semakin dikenal sejak munculnya album kedua. Pada lagu berjudul 'Kau curi lagi' mereka memperkenalkan gitaris wanita, Prisa. Dan pada lagu 'Juwita Hati' mereka membuat video klip di Jepang. Pada video klip ini berakting sebagai fans J-Rocks yang mengejar idolanya sampai ke negeri Sakura. Konsep yang menarik membuat video klip ini populer di Indonesia











9 November 2003, untuk pertama kalinya Jakarta Rockstars atau lebih dikenal dengan sebutan J-RockS atau JRS, memainkan musik mereka di depan orang lain selain mereka berempat. Tak lama berselang, di awal 2004 mereka mencoba ikut berkompetisi dengan band – band indie Bandung di event Nescafe Get Started [karena event ini tidak diadakan di Jakarta, maka terpaksa mereka ke Bandung]. Setelah berhasil menjuarai festival ini, mereka digaet oleh pihak Aquarius untuk rekaman, dan Juli 2005 lahirlah album perdana mereka “Topeng Sahabat” walau mungkin kurang booming di pasaran, dan belum berhasil mendapatkan penghargaan, tapi sebenarnya album ini patut diacungi jempol, karena keberanian Iman Cs mendobrak pasar musik Indonesia dengan aliran musik yang bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih dianggap baru dan biasanya peminat – peminatnya muncul dari kalangan komunitas – komunitas kecil penyuka budaya Jepang, ya..musik yang mereka bawakan adalah Japanese rock.

Beranggotakan 4 cowok – cowok skillful, Iman Taufiq Rahman [vokalis+gitaris kelahiran Jakarta, 19 Juli 1982], Sony Ismail Robbayani [gitaris kelahiran Jakarta, 24 September 1983], Swara Wima Yoga [basis kelahiran Jakarta, 29 November 1981], dan Anton Rudi Kelces [drummer kelahiran Jakarta, 17 Agustus 1982]. J-RockS tidak hanya digemari karena kepiawaian personelnya dalam memainkan alat musik, mencipta lagu, dan menyelipkan aransemen – aransemen unik hasil keisengan mereka di setiap live performance mereka, tapi juga karena modal tampang mereka yang bisa dibilang sangat lumayan.

Satu dari keunikan band ini yang sebenarnya sangat nyata tapi muingkin kurang diketahui oleh publik awam adalah kenyataan bahwa band ini selain mempunyai jajaran fans setia, juga mempunyai jajaran penghujat setia alias anti JRS. Para anti JRS membenci JRS dengan satu alasan utama, yaitu musik mereka terlalu dekat dengan L’Arc~en~Ciel atau Laruku, band rock besar di Jepang yang telah berumur 12 tahun lebih tua. Bahkan lebih parah dari itu, mereka dicap sebagai plagiator Laruku, baik dari segi musik hingga style mereka. Dan sering para anti JRS mengidentikkan personel JRS dengan personel Laruku pada posisi yang sama, seperti Sony dengan Ken [gitaris Laruku], Wima dengan Tetsu [basis], Anton dengan Yuki [drummer], dan yang tampaknya paling sering dicecar oleh tudingan adalah Iman yang dianggap sangat "Hyde wannabe", dari segi style, gaya bermusik, bahkan suara falsetto Iman selalu dikait – kaitkan dengan vokalis Laruku yang walaupun telah berumur tapi masih terlihat sangat imut itu. Semua tudingan kemiripan itu ditanggapi Iman selaku vokalis juga frontman JRS dengan adem ayem, dan menurutnya kesamaan – kesamaan seperti itu adalah sesuatu yang wajar di dunia musik, secara nada hanya ada 7, dan JRS sendiri [terutama Iman] adalah fans dari Laruku.

Beruntung perdebatan antara para fans dan anti ini hanya terjadi di forum – forum, Friendster, imel dan milis – milis dunia maya. Kalaupun terbawa ke dunia nyata, itu hanya sebatas pertengkaran mulut yang tidak sampai terbawa ke perkelahian massal. Kalau saja hal itu sampai terjadi, pastinya akan sangat lucu, karena para artis yang diributkan toh tenang – tenang saja dan tidak pernah ada kejadian saling menuding ataupun sampai tuntut – menuntut, terutama dari pihak Laruku.

Lepas dari semua fenomena unik itu, J-RockS sebenarnya dapat menjadi aset dan duta bagi para Japanese freaks untuk memasyarakatkan musik – musik beraroma Jepang, terutama dari aliran Japanese rock, serta style Japanese dalam hal fashion. Karena tidak bisa dipungkiri, setiap orang yang tertarik dengan JRS, pasti ujung – ujungnya akan mulai melirik ke musik – musik berbau Jepang lainnya, dan lalu mulai melirik style jejepangan.

Dan kini menginjak di tahun ke-tiga-nya, JRS makin mantap mengusung genre Japanese rock yang dipadu dengan nuansa jazz, blues, punk, grunge, sesuai dengan musik favorit para personelnya. Di bawah label Aquarius Musikindo, dan bersama dengan band Garasi dalam satu manajemen yang sama, JRS makin mendapat tempat di hati para anak muda pecinta musik rock. Menyambut tahun ketiga nya ini, JRS sudah berancang – ancang untuk segera merilis album keduanya, yang konon kabarnya akan lebih sarat nuansa jazz, dan penggarapan lagunya tak lagi melulu oleh Iman, tapi merata oleh seluruh personelnya.

Bagaimana nasib album kedua J-RockS nantinya, akankah masih sarat dengan nuansa kemiripan dengan Laruku, atau justru malah mampu meluluhkan hati para anti JRS? Apapun hasilnya kita tunggu saja. Namun, bagaimanapun J-RockS, dimata para J-Rockstars, mereka tetaplah idola yang akan selalu dipuja bukan hanya karena skill para personel, tapi juga karena kerendahan hati para personelnya. Dan seperti apapun komentar miring para anti JRS, JRS akan tetap bermusik secara jujur, seperti komentar Anton sang drummer pada suatu acara meet and greet, “Dan J itu bisa berarti jujur..karena kami main musiknya jujur...


Penyakit HIV/AIDS masih terus menjadi momok mengerikan bagi masyarakat luas, namun penyebarannya terus saja meningkat pesat. Karena itu diadakanlah program MTV Staying Alive yang bertujuan untuk mengampanyekan slogan Say No to Free Sex and Drugs serta memberi semangat hidup pada orang yang terlanjur terinfeksi HIV.
Band tanah air yang berkiblat pada musik negeri sakura, J-Rocks, menjadi salah satu spoke person program tersebut. Dan J-Rocks mengungkapkan bahwa hal itu adalah suatu penghormatan dan penghargaan buat bandnya.
"Di sini kita sebagai MTV spoke person Staying Alive supaya orang-orang yang kena AIDS lebih semangat lagi. Jangan nyerah, ternyata lagu kita (Meraih Mimpi -red) mengandung pesan positif, didenger dan diterima orang-orang," ungkap Iman, vokalis J-Rocks, dalam preskon MTV Staying Alive 2008, Play The Music...Sound The Massage di Hard Rock Cafe, EX-Plaza, Jakarta Pusat, Selasa (09/12) kemarin.
Keinginan untuk memberikan semangat itu bisa jadi didorong oleh pengalaman yang pernah mereka alami. Seperti pengalaman Anton, penggebuk drum J-Rocks, misalnya.

"Mungkin pengalaman temen aja. Jadi ia nge-drug akhirnya meninggal. Itu yang jadi pelajaran buat kita," katanya sambil mengungkapkan bahwa sesama anggota band mereka selalu saling mengingatkan akan bahaya AIDS agar selalu melindungi diri.
Disinggung mengenai image anak band di masyarakat yang dianggap berpotensi besar mengidap AIDS, Iwan mengaku tidak seberapa menyetujuinya
"Bukan hanya anak band kali. Umumnya lebih ke anak muda, tapi karena anak band lebih terekspos," katanya
J-Rocks sendiri bisa ditunjuk sebagai spoke person oleh MTV karena polling dari masyarakat memilih lagu mereka sebagai theme song program Staying Alive tersebut. Dan itu suatu kebanggaan tersendiri karena saingan mereka sendiri cukup banyak.

"Ini suatu kehormatan dan satu penghargaan bagi kami karena MTV bisa mengapresiasi musik kami. Jadi kita merasa jadi band baru tapi bisa disandingin Super Glad sama Nidji," pungkas Iman.